Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Mutiara Part 3

Jenis dan kualitas mutiara


     Pemanenan mutiara berlangsung kurang lebih satu setengah tahun dari saat penyisipan, saat itu diharapkan ketebalan nacre sudah berkisar 2 sampai 3 cm. Makin tebal nacre, makin bagus pula kualitasnya. Sebelum pemanenan, kerang dibersihkan pada setiap kurun waktu tertentu dan pada beberapa areal budidaya pada saat tertentu kerang diputar posisinya dengan asumsi akan menghasilkan mutiara yang bundar. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa hasil panen tidak selalu menghasilkan mutiara bundar, karena kerang mutiara bisa saja menghasilkan mutiara yang berbentuk oval, ataupun dengan bentuk yang tidak beraturan. Bentuk ini dikenal dengan istilah baroque. Lagipula, persentasi mutiara dengan kualitas baik, sejauh ini hanya 5 sampai 10 persen dari total panenan, 50 persen adalah mutiara dengan kualitas menengah dan selebihnya adalah mutiara kualitas rendah.

      Jenis mutiara yang bisa dibuat lewat kegiatan budidaya bisa berupa mutiara bundar (round pearl), mabe atau setengah mutiara (half pearl) dan keshi atau mutiara yang dihasilkan oleh lembar mantel yang tertinggal di dalam kerang sementara inti mutiara yang disisipkan sudah terlempar keluar. Keshi biasanya berbentuk baroque. Mutiara bundar lebih sulit dibuat dibandingkan mabe karena dibutuhkan keahlian khusus untuk menyisipkan diantara gonad dan otot kerang. Mabe dibuat dengan melekatkan setengah bundar nucleus ke bagian sisi dalam kerang. Bentuk inti yang dilekatkan bisa bervariasi, bahkan China terkenal dengan menghasilkan mabe berbentuk Budha. Saat panen, biasanya kerang yang menghasilkan mutiara yang paling bagus akan dipergunakan lagi untuk memproduksi mutiara berikutnya, namun untuk pemanenan mabe, biasanya kerang akan dibunuh dan mabe diambil, atau juga cangkangnya akan menjadi bahan kerajinan tangan.

      Penentuan kualitas mutiara didasarkan pada standar kelas mutiara, namun secara umum mutiara ditentukan oleh:
1) ukuran mutiara, dimana makin besar ukurannya makin mahal. Perbedaan harganya bahkan sangat besar apabila ukuran diameter mutiara sudah berada di atas 7 milimeter,
2) bundar tidaknya mutiara, mutiara bundar cenderung disukai dengan demikian harganya cenderung lebih mahal, namun ada juga bentuk-bentuk tertentu seperti bentuk air mata yang juga diminati konsumen mutiara,
3) lustre mutiara, istilah untuk menggambarkan daya pantul mutiara terhadap obyek atau cahaya,
4) permukaannya tidak cacad, goresan atau bercak di permukaan menurunkan kualitas mutiara, dan
5) warna mutiara, warna pink banyak disukai orang Amerika, orang Eropa cenderung menyukai warna krem dan perak, orang Timur Tengah lebih banyak memilih warna krem dan emas sebagaimana juga orang Amerika Latin.

Karakteristik mutiara

      Komposisi mutiara alami kebanyakan didominasi nacre sedangkan mutiara hasil budidaya didominasi bagian intinya. Bagian inti yang digunakan untuk membuat mutiara buatan biasanya berbentuk bulat dan diambil dari kerang lain yang memiliki cangkang tebal.

Warna mutiara

      Kisaran warna mutiara cukup luas, dari hitam sampai perak. Namun demikian warna alami mutiara bukan semata ditentukan oleh warna dasar nacre mutiara itu sendiri yang dibentuk oleh pigmen warna di bagian matriks organik yang mengikat ubin nacre namun juga berkombinasi dengan warna overtone dan irredescence. Malah, dalam penelitian yang dilakukan terhadap nacre dari Pinctada maxima membuktikan bahwa warna nacre juga ditentukan oleh adanya “kekacauan” cahaya dalam daerah ikatan antar ubin aragonite yang membentuk nacre. Irridescence atau juga disebut “orient” muncul bagaikan pelangi, sebetulnya merupakan fenomena optik akibat dari lapisan nacre yang membuat difraksi cahaya yang berbeda beda, fenomena ini lebih jelas pada bagian dalam dari cangkang daripada mutiara itu sendiri, terjadi akibat terbentuknya garis-garis pertumbuhan. Sementara overtone adalah sinar cahaya warna yang muncul di permukaan mutiara sehingga terlihat berkilau.

Lustre mutiara

      Lustre diukur dari daya pantul nacre itu sendiri terhadap obyek di dekatnya. Bila daya pantulnya sempurna maka nacre itu akan menyerupai cermin dalam memantulkan cahaya dan image. Sementara nilai luster rendah bila nacre terlihat berwarna kusam, kabur dengan daya pantul rendah. Luster juga ditentukan oleh komposisi ubin nacre sehingga menciptakan difraksi cahaya tertentu dan membuat nacre kelihatan buram.

Bentuk mutiara

      Secara umum, bentuk mutiara terdiri atas: spherical (bulat bola), simetris dan baroque. Bentuk spherical adalah bentuk umum yang dihasilkan oleh mutiara hasil budidaya. Bentuk ini juga yang paling banyak diminati konsumen. Namun, bentuk yang benar-benar bulat jarang ditemukan apalagi berasal dari mutiara alami. Mengingat model terbentuknya mutiara karena mengikuti kontur inti, sehingga dibuatlah inti bundar dengan maksud menghasilkan mutiara yang bundar pula. Bentuk simetris adalah bentuk mutiara apabila dibelah dua maka setengah bagiannya akan sama dengan bagian yang lainnya. Bentuk mutiara simetris yang umum adalah bentuk buah pir atau air mata. Sedangkan bentuk baroque adalah bentuk bangunan mutiara abstrak, memiliki tonjolan di sana-sini, tak simetris. Bentuk ini banyak ditemukan di mutiara alami.

Ukuran mutiara

      Besar kecil mutiara lebih banyak ditentukan oleh jenis kerang yang menghasilkannya. Mengingat kerang mutiara Akoya (Pinctada fucata) memiliki bentuk tubuh lebih kecil sehingga mutiara yang dihasilkanpun relative lebih kecil daripada mutiara dari kerang mutiara bibir hitam (P. margaritifera) apalagi dengan kerang mutiara bibir emas (P. maxima). Di samping jenis kerang mutiara, factor lain yang menentukan ukuran mutiara adalah lamanya budidaya. Makin lama mutiara dibudidaya, makin tebal nacre yang dihasilkan. Ukuran yang umum diterapkan untuk mengukur diameter mutiara adalam millimeter (mm). Mutiara hasil budidaya dengan ukuran di atas 20 mm, jarang ditemukan sehingga harganyapun mahal.

Kontur permukaan

      Mendapatkan mutiara dengan permukaan yang sangat licin pun tidak gampang. Mutiara yang memiliki goresan atau tonjolan-tonjolan kecil di permukaan disamping kurang indah secara estetik juga beresiko mengelupas bila bergesek. Keberadaan permukaan juga akan mempengaruhi warna dan lustre dari mutiara.

Berat mutiara

      Umumnya berat mutiara diekspresikan dengan carat, grain dan momme. Menakar mutiara dengan berat biasanya dilakukan untuk pembelian jumlah besar, kebanyakan mutiara budidaya ditakar dengan ukuran diameter (milimeter) disamping faktor-faktor penentu kualitas mutiara lainnya.

Satu carat = 4 grain = 200 milligram = 1/5 gram

Satu grain = 1/4 carat = 50 milligram = 1/20 gram

Satu momme = 18.75 carat = 3750 milligram = 3.75 gram  

Sistem grading atau pengujian kualitas mutiara

      Penentuan kualitas mutiara didasarkan pada standar kelas mutiara, namun secara umum mutiara ditentukan oleh: 1) ukuran mutiara, dimana makin besar ukurannya makin mahal. Perbedaan harganya bahkan sangat besar apabila ukuran diameter mutiara sudah berada di atas 7 milimeter, 2) bundar tidaknya mutiara, mutiara bundar cenderung disukai dengan demikian harganya cenderung lebih mahal, namun ada juga bentuk-bentuk tertentu seperti bentuk air mata yang juga diminati konsumen mutiara, 3) lustre mutiara, istilah untuk menggambarkan daya pantul mutiara terhadap obyek atau cahaya, 4) permukaannya tidak cacat, goresan atau bercak di permukaan menurunkan kualitas mutiara, dan 5) warna mutiara, warna pink banyak disukai orang Amerika, orang Eropa cenderung menyukai warna krem dan perak, orang Timur Tengah lebih banyak memilih warna krem dan emas sebagaimana juga orang Amerika Latin.

      Beberapa langkah sebelum pengujian mutiara adalah dengan meyakinkan bahwa mutiara itu palsu atau tidak? Karena harga mutiara relatif mahal sehingga kemungkinan pemalsuan juga dilakukan.Banyak cara yang dilakukan manusia untuk menghasilkan mutiara yang serupa dengan aslinya. Bahannya pun bervariasi dari jenis batuan tertentu, kaca, plastik, dan bahkan bagian dari cangkang kerang. Mutiara juga disortir apakah mutiara itu terbungkus nacre (nacreous) atau tidak (non nacreous)? Apakah mutiara itu terbentuk alami atau hasil budidaya? Mutiara yang terbungkus nacre adalah mutiara yang umum beredar di pasaran dan mayoritas adalah mutiara hasil budidaya. Sangat kecil kemungkinan mutiara alami (dan terbungkus nacre) beredar di pasaran dengan harga murah. Sayangnya, masih sangat sulit membedakan antara mutiara yang tak terbungkus nacre dengan mutiara yang dibentuk dari cangkang kerang, karena keduanya memiliki komposisi yang sama.Namun peminat mutiara tanpa nacre memang masih sedikit disamping selama ini kegiatan budidayanya baru ddijajaki (khusus beberapa mutiara eksotis dari beberapa siput). Parameter tambahan lain yang jadi bahan pertimbangan pemilihan mutiara adalah dari mana mutiara itu berasal. Apakah mutiara itu adalah mutiara air tawar atau mutiara air laut? Pengelompokkan juga terjadi dalam produk mutiara laut, apakah mutiara itu adalah mutiara Akoya atau South sea atau Tahiti (yang beberapa kalangan juga menggolongkan sebagai bagian dari mutiara south sea)? Pengetahuan ini memang dibutuhkan mengingat mutiara air tawar relatif lebih murah dibandingkan mutiara air laut. Bahkan untuk mutiara air laut juga terdapat pengelompokkan harga menurut jenis mutiaranya, mutiara Akoya relatif lebih murah dibandingkan mutiara Tahiti dan apalagi South sea. Perbandingan harga mutiara dengan kualitas kilau yang sama antara mutiara Akoya dan South sea (misalnya) bisa sangat jauh apalagi dibandingkan antara mutiara South sea dan mutiara air tawar. Indonesia semestinya bersyukur karena mutiara South Sea banyak diproduksi dari perairan Indonesia. Walaupun sejauh ini nilai kualitas mutiara yang diproduksi masih lebih rendah dengan jenis mutiara sama yang diproduksi Australia.

      Setelah melewati beberapa proses di atas, mutiarapun diuji menurut sistem grading yang berlaku. Ada dua pemahaman atau aliran yang selama dipakai untuk kualifikasi kelas mutiara: AAA-A (AAA kualitas terbaik, A kualitas buruk) dan A-D (A kualitas terbaik, D kualitas buruk). Sayang sekali fleksibilitas masih sangat tinggi dalam pengkategorian kelas mutiara. Pemahaman setiap orang berbeda-beda dalam menempatkan kelas mutiara dengan karakteristik tertentu ke kategori yang disarankan. Sederhananya, pihak X mengkategorikan sebuah mutiara memiliki kualitas AAA namun pihak Y mengkualifikasinya dalam kategori AA, dst. Bahkan ada penjual mutiara yang menambah-nambahkan dengan mengkategorikan mutiaranya sebagai AAAA atau AAA+ sehingga bahkan untuk dua aliran grading di atas (AAA-A dan A-D) sering diubah sekehendak hati. Kualifikasi menurut AAA-A adalah kualifikasi yang terbentuk lebih dahulu. Sistim kualifikasi ini banyak dipakai untuk mengkualifikasi mutaira Akoya dan mutiara air tawar. Mutiara akoya adalah mutiara air laut hasil budidaya pertama (lihat artikel lainnya). Sementara sistem kualifikasi A-D lebih dikenal sebagai sistem kualifikasi Tahitian karena awalnya dipakai untuk kualifikasi mutiara Tahiti dan akhirnya South Sea. Namun, kualifikasi AAA-A juga bukan hanya untuk mutiara Akoya dan mutiara air tawar tapi juga sering diaplikasikan ke jenis mutiara lain (Tahiti dan South sea).

Secara detail, kualifikasi mutiara menurut sistem AAA-A adalah sebagai berikut (sumber: http://www.pearl-guide.com/pearl-grading.shtml)

* AAA: Mutiara kualitas terbaik, tanpa bercak. Sangat berkilau dan setidaknya 95% permukaan tak cacat.
* AA: Sangat berkilau dan 75% permukaan tak cacat.
* A: Mutiara perhiasan kelas terendah, kilau kurang dan >25% permukaan mutiara bercacat

Sedangkan sistem A-D adalah sebagai berikut:

* A: Mutiara kualitas terbaik, sangat berkilau, sedikit cacat <10%>
* B: Sangat berkilau atau kilau sedang. Terlihat sedikit cacat namun tak lebih 30% dari luas permukaan
* C: Kilau sedang, cacat permukaan tak lebih 60%
* D: Memiliki cacat sedikit namun tak dalam dan tak lebih 60% dari luas permukaan

Sekali lagi, kedua sistem kualifikasi mutiara ini sangat terbuka akan interpretasi mengingat banyak faktor lain yang juga menjadi bahan pertimbangan dalam uji kualitas mutiara.
Quote:
Kerang penghasil mutiara

      Pada prinsipnya, moluska bercangkang berpeluang menghasilkan mutiara secara alami. Namun tidak semua kerang bisa menghasilkan mutiara yang bagus dan memiliki nilai beli yang lumayan. Kerang penghasil mutiara umumnya berasal dari famili Pteriidae, namun yang umum dikenal hanya jenis-jenis tertentu seperti gold atau silver-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir emas atau bibir perak) Pinctada maxima, black-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir hitam) Pinctada margaritifera, Akoya pearl oyster (kerang mutiara Akoya) Pinctada fucata dan the winged-pearl oyster (kerang mutiara bersayap) Pteria penguin. Semua anggota famili ini hidup di laut. Sedangkan moluska lain penghasil mutiara yang sejauh ini dikenal berasal dari kelompok abalone dan beberapa gastropoda lain serta beberapa jenis kerang bivalvia air tawar.

      Setiap jenis kerang mutiara menghasilkan mutiara dengan spesifikasi yang berbeda. Pinctada maxima menghasilkan mutiara relatif lebih besar dari semua jenis kerang penghasil mutiara, berwarna perak, emas dan krem. Jenis ini banyak dibudidayakan di Indonesia, Birma, Thailand dan Australia. Sedangkan kerang jenis Pinctada margaritifera merupakan primadona negara-negara pasifik selatan. Mutiara yang dihasilkannya bervariasi dari warna krem sampai warna hitam. Warna hitam merupakan warna yang diminati pelanggan mutiara dunia saat ini. Dengan demikian harganya sangat mahal. Diameter mutiara yang dihasilkan umumnya lebih kecil daripada yang diproduksi Pinctada maxima. Sementara Pinctada fucata adalah jenis yang banyak dibudidayakan di Jepang, dan Pteria penguin tidak banyak dibudidayakan karena sejauh ini hasilnya diperuntukkan hanya pada kalangan tertentu mengingat bentuk mutiara yang dihasilkannya umumnya tidak bundar.
Quote:
Areal kumpulan kerang mutiara di dunia

      Setidaknya ada tiga kawasan yang memiliki kumpulan kerang mutiara laut dan menjadi areal pencarian mutiara alami. Mereka adalah, daerah Teluk Persia, Selat Manaar di Srilanka dan perairan Australia utara. Namun, sebaran kumpulan kerang mutiara laut mulai dari Laut Merah ke arah timur sampai ke Pasifik. Selain ketiga tempat yang terkenal, kawasan kumpulan kerang mutiara juga ditemukan ada di daerah perairan Burma, Selat Malaka, Laut Arafura, Laut Sulu sampai ke perairan Jepang, dan di negara-negara pasifik selatan. Beberapa tempat juga ditemukan di Amerika tengah dan utara seperti di Panama, kepulauan Margarita Venezuela sampai ke perairan Mexico.

Budidaya kerang mutiara

      Sebagaimana namanya, mutiara hasil budidaya melewati serangkaian proses dengan campur tangan manusia. Walaupun sebagian besar waktu pembentukan mutiara budidaya berada di dalam kerang, namun manusia berperan penting dalam meyakinkan bahwa mutiara di dalam kerang itu terbentuk sesuai keinginannya. Sejak proses penyisipan bahkan jauh sebelum proses ini berlangsung, untuk meyakinkan bahwa mutiara budidaya terbentuk dengan baik, kerang-kerang yang layak disisip telah diseleksi dengan baik. Walaupun toh pada akhirnya, sampai saat ini, produksi mutiara hasil budidaya kelas terbaik masih sangat minim dibandingkan dengan kelas di bawahnya. 

sumber Hot Thread : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4538550
created by              : beyutie 


0 komentar to "Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Mutiara Part 3"

Posting Komentar

Anda boleh menyebarluaskan dengan memberi link blog ini pada sumber. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Web hosting for webmasters